WASPADA NYERI DADA
Artikel Kesehatan – LKP. Surya Farma Husada – Waspada Nyeri Dada!.
Ditulis oleh : Achmad Nasikin.,S.Kep.,Ns ǀ Selasa, 12 Januari 2020
Nyeri
dada merupakan salah satu gejala yang tidak boleh dipandang remeh, karena salah
satu penyebab nyeri dada adalah penyakit jantung koroner yang berpotensi
mengancam jiwa, sehingga pengenalan gejala tersebut dibutuhkan agar pertolongan
dapat diberikan dengan cepat dan tepat. Meskipun demikian, tidak semua nyeri
dada selalu berhubungan dengan masalah jantung, seperti masalah otot dada,
paru-paru dan lambung yang dapat memberikan gambaran serupa. Karakteristik dan
lokasi nyeri seringkali membantu untuk mengetahui penyebab nyeri dada, namun
pemeriksaan medis dan alat medis seringkali dibutuhkan untuk memastikan adanya
hubungan antara nyeri dada dan penyakit jantung kororer.
Adapun
gejala nyeri dada yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner biasanya
dirasakan sebagai perasaan tidak nyaman seperti ditekan, diremas, terbakar,
ataupun rasa berat di bagian tengah dada atau di dada sebelah kiri yang dapat
menjalar ke leher, rahang gigi, ulu hati, dan lengan kiri. Keluhan tersebut
seringkali disertai dengan keringat dingin, sesak nafas, lemas, mual, muntah,
dan terkadang rasa tidak nyaman di perut. Nyeri dada biasanya dicetuskan karena
aktivitas berat, olah raga berat, cuaca dingin, dan stress emosional. Nyeri
dapat berkurang dengan istirahat atau dengan pemberian obat di bawah lidah
(nitrat). Nyeri dada dapat pula timbul saat pasien tidak melakukan aktivitas
atau saat sedang melakukan aktivitas atau saat sedang beristirahat yang
biasanya dikaitkan dengan serangan jantung yang membutuhkan penanganan segera.
Pada penderita diabetes atau penyakit gula dan penderita darah tinggi lama,
penyakit jantung kororer seringkali tidak menimbulkan gejala nyeri dada. Gejala
yang dialami dapat hanya berupa keringat dingin, sesak nafas, berdebar-debar,
ataupun nyeri ulu hati disertai dengan mual atau muntah.
Sedangkan
gejala nyeri dada yang tidak berhubungan dengan pembuluh darah koroner
bergantung pada masing-masing penyebab. Nyeri dada karena masalah otot biasanya
dipengaruhi oleh gerakan tubuh ataupun nyeri ketika ditekan. Nyeri karena
penyakit paru biasanya disertai batuk dan timbul ketika menarik nafas panjang.
Nyeri dada karena masalah lambung biasanya disertai nyeri tekan pada bagian ulu
hati disertai rasa asam atau pahit pada lidah. Namun, seringkali sangat sulit
untuk mengetahui penyebab nyeri dada secara pasti. Dengan demikian, pemeriksaan
yang komprehensif untuk menelusuri gajala dan faktor risiko, pemeriksaan fisik,
dan peranan alat bantu medis dan laboratorium seringkali diperlukan untuk
memastikan penyebab pasti nyeri dada.
Penelurusan
faktor risiko merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kemungkinan seseorang
untuk menentukan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung koroner. Adanya
riwayat keluarga, diabetes, hipertensi, merokok, dan kadar kolesterol yang
tinggi merupakan faktor risiko yang utama. Pada populasi pria, risiko penyakit
jantung kororer mulai meningkat pada usia 40 tahun, sedangkan pada populasi
wanita peningkat risiko terjadi setelah memasuki masa menopouse. Namun, seiring
dengan perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup, penyakit jantung kororer
mulai terjadi pada usia yang lebih muda. Dengan demikian, alangkah baiknya
seseorang dengan faktor risiko di atas dengan gejala nyeri dada memiliki
kesadaran yang lebih untuk menulusuri kemungkinan adanya penyakit jantung
koroner.
Khusus
untuk penyakit gula, dimana seringkali penyakit jantung koroner tidak memiliki
gejala, kesadaran untuk pemerinksaan rutin kondisi jantung sangat dianjurkan.
Adapun pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
rekam jantung atau elektrokardiogragi (EKG). Namun pemeriksaan EKG tidak melulu
dapat mendeteksi penyempitan pembuluh darah, sehingga diperlukan pemeriksaan
uji latih jantung atau treadmi. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah
CT-scan pembuluh darah jantung, ekokardiografi, pemeriksaan nuklir (SPECT), MRI
jantung, sampai kateterisasi jantung.
Jadi,
tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner, namun untuk
orang-orang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner. Pada penderita
diabetes kesadaran untuk memriksakan diri secara rutin mampu menghindarkan keterlambatan
diagnosis penyakit jantung koroner yang dapat berakibat fatal. Perubahan gaya
hidup, baik diet sehat dan olah raga rutin merupakan cara yang paling ampuh dan
murah untuk menghindarkan diri dari penyakit jantung koroner. Deteksi dini
merupakan cara yang paling baik untuk menghindarkan komplikasi dan efek jangka
panjang yang tidak baik.
Komentar
Posting Komentar